kaltimcyber.com. Asisten Pemkesra Poniso : Pentingnya Perencanaan Matang Untuk Mitigasi Bencana – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) gelar kegiatan Focus Grup Discussion (FGD) Dokumen Rencana Penanggulangan Bencana Kutim periode 2025-2029.
Kegiatan yang di laksanakan di Ruang D’Lounge Hotel Royal Victoria, Sangatta pada hari Senin (29/4/2024) itu dihadiri Asisten Pemkesra Seskab Kutim Poniso Suryo Renggono, perwakilan Kapolres Kutim, Kepala Perangkat Daerah (PD) yang hadir hingga seluruh Camat se-Kutim dan Ketua Tim Penyusun Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) Universitas Mulawarman Samarinda.
Asisten Pemkesra Seskab Kutim Poniso Suryo Renggono mewakili Bupati kutim Ardiansyah Sulaiman secara simbolis membuka kegiatan FGD.
Dalam sambutan Bupati Kutim yang dibacakan oleh Asisten Pemkesra Poniso Suryo Renggono bahwa Kutim mengalami berbagai resiko bencana menyebabkan potensi bencana mulai dari banjir, tanah longsor, kebakaran hutan dan lahan. Sejarah mencatat Kutim telah mengalami 631 kejadian bencana dalam kurun waktu 2012 hingga 2022.
“Karena itu sangat penting bagi kita memiliki perencanaan yang matang dan upaya untuk penanggulangan mitigasi bencana. Hal ini sejalan dengan penilaian risiko bencana indonesia yang dilaporkan dari BPBD,” jelasnya.
Asisten Pemkesra Poniso : Pentingnya Perencanaan Matang Untuk Mitigasi Bencana
Selanjutnya, kegiatan FGD ini memiliki tujuan yang sangat penting untuk membahas bersama program kegiatan dan anggaran masing-masing OPD dan instansi terkait lainnya dalam hal kebencanaan yang akan masuk dalam Dokumen Rencana Penanggulangan Bencana.
Untuk diketahui, rencana ini merupakan panduan strategis dalam menghadapi potensi bencana yang dapat terjadi di wilayah Kutim.
“Melalui FGD ini, kita ingin mendengar masukan dari masyarakat stakeholder serta berbagai pihak yang terlibat dalam upaya penanggulangan bencana. Partisipasi aktif dan kontribusi dari semua pihak akan sangat berharga dalam penyusunan Dokumen Rencana Penanggulangan Bencana,” urainya. (adv/kominfo)