Kutai Timur Genjot Pendidikan Karakter dan Keagamaan dengan Anggaran Rp6,5 Miliar

kaltimcyber.com. Kutai Timur Genjot Pendidikan Karakter dan Keagamaan dengan Anggaran Rp6,5 Miliar – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) kembali menunjukkan komitmennya membangun sumber daya manusia (SDM) unggul melalui pendidikan karakter dan keagamaan. Dalam APBD 2025, Disdikbud Kutim mengalokasikan anggaran sebesar Rp6,5 miliar untuk program-program unggulan yang mencakup pembiayaan manasik haji bagi 3.500 siswa, beasiswa hafidz-hafidzah, serta inovasi pembelajaran keagamaan di sekolah.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kutai Timur, Mulyono, menegaskan bahwa alokasi anggaran ini merupakan wujud nyata upaya Pemkab mencetak generasi yang cerdas berakhlak mulia. Salah satu program utama yang mendapat sorotan adalah Beasiswa Hafidz/Hafidzah.

Tahun 2025, program beasiswa tersebut telah menjangkau sekitar 1.000 penerima: 700 siswa SD dan 300 siswa SMP. Disdikbud memastikan beasiswa ini akan dipertahankan pada 2026 dengan peningkatan signifikan pada nilai bantuan. Mulai tahun depan, penerima beasiswa SD akan menerima Rp2,5 juta, sedangkan siswa SMP menerima Rp3 juta.

“Kenaikan ini adalah apresiasi pemerintah daerah atas kerja keras anak-anak kita dalam menghafal Al-Qur’an. Kami ingin mereka termotivasi menjadi duta agama di tengah masyarakat,” ujar Mulyono.

Selain beasiswa, Disdikbud Kutim memperluas Program Pembelajaran UMMI (Unggulan Mubeşor Mi) ke-39 sekolah tingkat SD dan SMP di Sangatta Utara dan Selatan sepanjang 2025. Program ini melibatkan 160 Guru UMMI dengan kompetensi khusus, dengan tujuan mencetak siswa yang mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan memiliki hafalan hingga 29-30 juz.

Tak hanya itu, Pemkab juga berkomitmen meringankan beban orang tua melalui pembagian 4 stel seragam gratis bagi seluruh siswa TK, SD, dan SMP di Kutim pada akhir November. Bantuan seragam ini akan didistribusikan kepada sekitar 84.000 anak, sebagai bagian dari upaya mewujudkan Wajib Belajar Gratis 13 Tahun.

“Bantuan seragam gratis ini tidak hanya mengurangi biaya keluarga, tetapi juga menyamaratakan penampilan siswa dan mengurangi stigma sosial di lingkungan sekolah,” tutur Mulyono.

Secara keseluruhan, program-program ini tidak sekadar pendanaan semata, melainkan investasi jangka panjang untuk membentuk generasi Kutim yang berdaya saing, berilmu, dan berakhlak mulia. Dengan demikian, pendidikan karakter dan keagamaan di Kutai Timur diharapkan menjadi pijakan kuat bagi masa depan daerah yang lebih gemilang.(adv/05)

Exit mobile version