BRIDA Kutim Mendorong Inovasi dan Kebijakan Berbasis Riset untuk Masa Depan yang Lebih Baik

kaltimcyber.com. BRIDA Kutim Mendorong Inovasi dan Kebijakan Berbasis Riset untuk Masa Depan yang Lebih Baik – Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Kutai Timur semakin memperkuat perannya dalam mendukung kebijakan pembangunan berbasis riset. Setelah penetapan anggaran perubahan tahun ini, BRIDA telah menyiapkan lima kajian strategis yang dinilai krusial untuk kemajuan daerah, mulai dari transportasi ramah lingkungan hingga ketahanan pangan.

Kepala BRIDA Kutim, Juliansyah, melalui Peneliti Ahli Pertama Bagus Rai Wibowo, menjelaskan bahwa lembaganya kini fokus memastikan setiap kebijakan pemerintah daerah memiliki dasar ilmiah yang kuat dan aplikatif di lapangan. “Kami berkomitmen untuk menjadikan riset sebagai fondasi dalam setiap langkah pembangunan,” ungkapnya.

Salah satu kajian yang tengah berjalan adalah program bus listrik gratis bagi pelajar di Kutim. BRIDA melakukan analisis menyeluruh terhadap rencana implementasi program ini, mencakup kelayakan teknis, efisiensi biaya, dan dampak lingkungan. “Program ini diharapkan dapat membantu pelajar menghemat biaya transportasi sekaligus mendukung transisi energi bersih di daerah,” jelas Bagus. Ia menargetkan agar program ini dapat diuji coba pada tahun depan.

BRIDA juga menggandeng Universitas Indonesia (UI) dalam kajian strategis mengenai pemanfaatan Bandara Tanjung Bara. Kajian ini bertujuan untuk mengoptimalkan bandara yang selama ini terbatas untuk kepentingan perusahaan, agar dapat berperan lebih luas dalam mendukung konektivitas masyarakat dan pengembangan ekonomi lokal. “Kami ingin bandara ini tidak hanya menghubungkan kabupaten/kota di Kutim, Balikpapan, dan Samarinda, tetapi juga berpotensi menjadi bandara nasional bahkan internasional,” tambah Bagus.

Evaluasi terhadap program Rp 250 juta per RT per tahun juga menjadi fokus BRIDA. Bekerja sama dengan Pusat Pengembangan Administrasi Kebijakan dan Layanan Publik Universitas 17 Agustus Samarinda dan DPRD Kutim, BRIDA berupaya memastikan program tersebut berjalan efektif dan tepat sasaran. “Kami ingin memastikan dana ini tidak hanya terserap, tetapi juga akuntabel dan memberikan manfaat nyata di tingkat RT,” terangnya.

Inovasi lainnya adalah pengembangan layanan Dukcapil Mandiri, yang memungkinkan warga mencetak KTP, KK, KIA, dan dokumen kependudukan lainnya secara mandiri, mirip seperti mesin ATM. Program ini telah diuji coba di Kecamatan Sangatta Utara dan Sangatta Selatan, dan direncanakan untuk diperluas ke 16 kecamatan lain di Kutim tahun depan. “Inovasi ini sangat membantu mempercepat pelayanan dan memangkas antrean di kantor Dukcapil,” ujar Bagus dengan optimis.

Aspek ketahanan pangan daerah juga menjadi perhatian penting BRIDA. Dalam kajian terakhir, BRIDA tengah menyiapkan peta riset dan strategi untuk memastikan Kutim memiliki kemandirian pangan yang kuat dalam menghadapi potensi krisis dan fluktuasi harga kebutuhan pokok. “Kami ingin memastikan Kutim siap menghadapi tantangan ketahanan pangan di masa depan,” tambah Bagus.

Sebagai penutup, Bagus menegaskan bahwa kelima kajian strategis tersebut adalah bukti nyata komitmen BRIDA dalam mendukung arah kebijakan pemerintah daerah. Ia berharap seluruh hasil riset dapat menjadi landasan kuat bagi pengambilan keputusan yang lebih efektif, efisien, dan berpihak pada masyarakat. “BRIDA bukan sekadar lembaga penelitian, tetapi motor inovasi daerah. Kami ingin riset menjadi bagian dari solusi nyata untuk pembangunan Kutim,” pungkasnya.

Dengan langkah-langkah inovatif dan kolaboratif ini, BRIDA Kutai Timur bertekad untuk menciptakan masa depan yang lebih baik, berkelanjutan, dan berdaya saing bagi seluruh masyarakat.(adv/05)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *