kaltimcyber.com. Bus Listrik Gratis untuk Pelajar, Langkah Inovatif Menuju Pendidikan Berkelanjutan dan Transportasi Ramah Lingkungan – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim) terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan dan transportasi publik. Salah satu langkah konkret yang tengah dipersiapkan adalah pengoperasian bus listrik gratis khusus untuk pelajar, yang akan dimulai di Sangatta. Inisiatif ini merupakan bagian dari 50 program prioritas Bupati dan Wakil Bupati Kutim untuk mewujudkan pemerataan akses pendidikan dan mendukung kebijakan nasional menuju transportasi rendah emisi.
Bus listrik ini dirancang sebagai shuttle bus gratis yang akan melayani pelajar dari tingkat SD hingga SMA, memberikan kemudahan akses bagi mereka untuk mencapai sekolah dengan lebih efisien dan aman.
Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Kutim, melalui penelitinya Bagus Rai Wibowo, menjelaskan bahwa saat ini sedang dilakukan studi kelayakan untuk memastikan efektivitas dan kesiapan infrastruktur sebelum program ini dilaksanakan. Kajian tersebut melibatkan Universitas Mulawarman (Unmul) dan sejumlah Perangkat Daerah (PD) terkait, seperti Dinas Perhubungan (Dishub), Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), serta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutim.
“Saat ini, Brida Kutim sedang menguji kelayakan jalur dan posisi sekolah dari tingkat SD hingga SMA. Kami ingin memastikan bahwa transportasi bus listrik ini benar-benar sesuai dengan kondisi lapangan dan kebutuhan pelajar,” ungkap Bagus di Kantor Brida Kutim.
Kajian ini mencakup analisis rute, jarak tempuh, kebutuhan armada, dan estimasi jumlah pengguna. Brida juga telah menggelar sidang pengendali mutu dengan tenaga ahli dari Unmul dan OPD terkait untuk membahas rencana jalur dan spesifikasi kendaraan yang akan digunakan.
Dalam waktu dekat, Brida bersama Unmul akan melaksanakan Forum Group Discussion (FGD) lanjutan yang melibatkan Dishub, Dinas PUPR, Disdikbud, dan perwakilan sekolah. FGD ini bertujuan untuk memperkuat data dan sinkronisasi kebijakan di lapangan, memastikan bahwa semua aspek telah dipertimbangkan sebelum peluncuran program.
Meskipun bus listrik dikenal ramah lingkungan, tantangan utama program ini terletak pada keterbatasan jalur transportasi di Sangatta, yang saat ini hanya memiliki satu jalan utama. Namun, Pemkab Kutim tetap optimis bahwa uji coba operasional dapat dilakukan tahun ini, sebelum memasuki tahap implementasi penuh pada tahun berikutnya.
Dengan inovasi ini, Pemkab Kutim berharap mobilitas pelajar menjadi lebih mudah, efisien, dan aman. Selain itu, program ini juga merupakan langkah nyata daerah dalam mengurangi emisi karbon dan menciptakan lingkungan belajar yang lebih berkelanjutan. Melalui bus listrik gratis ini, Kutai Timur tidak hanya berinvestasi dalam pendidikan, tetapi juga dalam masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan untuk generasi mendatang.(adv/05)











