katimcyber.com. Peningkatan Kesadaran Masyarakat di Puskesmas Kaliorang: Penyuluhan Pencegahan Stunting dan Deteksi Dini Kanker Serviks – Suasana di halaman Puskesmas Kaliorang, Kutai Timur (Kutim), pada Jumat (8/11/2025), tampak berbeda dari biasanya. Ratusan warga, terutama ibu rumah tangga dan remaja putri, berkumpul dengan penuh perhatian untuk mengikuti penyuluhan bertajuk “Pencegahan Stunting dari Hulu ke Hilir” yang disampaikan oleh Ketua Pengurus Cabang Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kutim, Bidan Yuliana Kala’lembang.
Dengan suara yang tenang namun tegas, Yuliana menjelaskan pentingnya pemahaman tentang pencegahan stunting secara menyeluruh, dimulai dari hulu, pertengahan, hingga hilir.
“Tujuan kami adalah memberikan motivasi dan pengetahuan kepada masyarakat untuk mencegah stunting sejak dini. Jika masyarakat memahami tahapan pencegahan berdasarkan sasaran dan tindakan yang perlu dilakukan, maka angka kejadian stunting dapat ditekan secara bertahap,” ujarnya di hadapan para peserta.
Penyuluhan yang dihadiri dengan antusias ini mengusung subtema “Ibu dan Anak Sehat, Genggam Indonesia Emas 2045”. Dalam paparannya, Yuliana menekankan bahwa pencegahan harus dimulai sejak masa pranikah, masa kehamilan, hingga setelah kelahiran anak.
“Diharapkan tidak ada lagi seorang ibu yang berpotensi melahirkan anak stunting. Dengan demikian, cita-cita Indonesia Emas 2045 dapat terwujud,” imbuhnya.
Selain penyuluhan, kegiatan ini juga mendukung bakti sosial yang melibatkan tujuh organisasi profesi di Kaliorang, termasuk pemeriksaan deteksi dini kanker serviks melalui metode IVA Test (Inspeksi Visual Asam Asetat). Puluhan ibu mengikuti pemeriksaan ini secara sukarela. Yuliana menegaskan bahwa deteksi dini merupakan langkah penting untuk mencegah kematian akibat kanker serviks, yang masih menjadi ancaman serius bagi perempuan Indonesia.
“Sebagai tenaga profesional, bidan memiliki tanggung jawab moral untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Saat ini, cakupan deteksi dini kanker serviks di wilayah kita masih di bawah 20 persen dari sasaran,” ungkapnya.
Dari target 100 peserta, hanya 46 orang yang bersedia menjalani pemeriksaan, menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat masih perlu ditingkatkan. Yuliana menguraikan beberapa kendala yang dihadapi, mulai dari minimnya sosialisasi tentang bahaya kanker serviks di wilayah kerja Puskesmas Kaliorang hingga belum optimalnya kerja sama lintas sektor dan lintas program.
Untuk mengatasi masalah ini, IBI Kutim merekomendasikan tiga langkah konkret: memperkuat kolaborasi antarinstansi dalam meningkatkan cakupan deteksi dini, mengaktifkan kembali Yayasan Kanker Indonesia cabang Kutim, serta menggencarkan kampanye IVA Test secara berkelanjutan.
Sebagai penutup, Yuliana menegaskan komitmen organisasi yang dipimpinnya untuk mendukung program pemerintah, khususnya di bidang kesehatan ibu dan anak hingga ke tingkat dasawisma.
“IBI Kutim akan selalu mendukung program pemerintah, terutama dalam menjaga kesehatan ibu dan anak sampai ke akar rumput,” tegasnya.
Kegiatan yang melibatkan 43 bidan dan didampingi oleh Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kutim, dr. Faturrahman, ini bukan hanya menjadi wadah edukasi, tetapi juga merupakan bentuk nyata dedikasi tenaga kesehatan terhadap masa depan generasi Kutai Timur yang lebih sehat dan bebas dari stunting. (adv/05)











