Semangat Pelayanan Kesehatan di Sandaran: Mewujudkan Akses Kesehatan di Tengah Keterbatasan

Semangat Pelayanan Kesehatan di Sandaran: Mewujudkan Akses Kesehatan di Tengah Keterbatasan – Di ujung timur Kabupaten Kutai Timur (Kutim), tepatnya di Kecamatan Sandaran, semangat untuk memberikan pelayanan kesehatan tetap berkobar meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan. Kepala Puskesmas Sandaran, dr. Yustinus Budi Rindanto, mengungkapkan bahwa meski fasilitas medis di wilayahnya masih jauh dari ideal, tekad untuk memberikan layanan terbaik kepada masyarakat tidak pernah surut.

“Di sini, kami masih menghadapi beberapa kekurangan, termasuk tenaga perawat yang sesuai dengan standar operasional dan ahli gizi,” jelas dr. Budi saat ditemui dalam kegiatan pemeriksaan medis gratis yang diselenggarakan oleh Rumah Sakit Kapal (RSK) dr. Lie Dharmawan di Desa Manubar.

Keterbatasan sumber daya menjadi tantangan tersendiri bagi tenaga kesehatan di daerah terpencil ini. dr. Budi menjelaskan bahwa sejumlah alat medis, termasuk peralatan gigi, masih dalam proses pengadaan. “Kami terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan fasilitas kesehatan, termasuk alat kesehatan gigi yang sedang kami usulkan,” tambahnya.

Namun, di tengah tantangan tersebut, harapan terus tumbuh. Program Nusantara Sehat dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia hadir sebagai solusi yang meringankan beban pelayanan. “Alhamdulillah, kami kini mendapatkan tambahan tenaga medis dari program Nusantara Sehat, termasuk satu dokter umum, dokter gigi, dan perawat gigi,” ungkap dr. Budi dengan penuh rasa syukur.

Kehadiran RSK dr. Lie Dharmawan menjadi simbol solidaritas kemanusiaan di wilayah pesisir. Melalui layanan pemeriksaan umum hingga tindakan medis lanjutan, masyarakat kini dapat mengakses kesehatan yang sebelumnya sulit dijangkau. “Hari ini, kami mengadakan pemeriksaan kesehatan gratis untuk masyarakat. Jika ada penyakit yang memerlukan penanganan lebih lanjut, tindakan medis dapat dilakukan di rumah sakit kapal,” jelas dr. Budi.

Kehadiran rumah sakit terapung ini disambut antusias oleh warga Desa Manubar Dalam. Dani, salah satu warga, tidak dapat menyembunyikan rasa syukurnya. “Kami sangat bersyukur dengan adanya rumah sakit kapal. Sebelumnya, jika ada warga atau anak kami yang sakit, kami harus menempuh jarak jauh ke puskesmas yang hanya satu di Sandaran. Semoga ke depan fasilitas kesehatan lainnya seperti pustu dapat ditambah,” harap pria berusia 40 tahun tersebut.

Kisah di Sandaran mencerminkan perjuangan layanan publik di daerah pelosok negeri. Di tengah keterbatasan sarana dan tantangan jarak, tekad tenaga medis dan kepedulian sosial dari berbagai pihak menjadi penopang utama agar masyarakat tetap mendapatkan hak dasarnya: hidup sehat dan terlayani. Dengan semangat yang tak pernah padam, Puskesmas Sandaran dan program-program kesehatan lainnya terus berupaya menjawab tantangan dan memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat di daerah terpencil.

Melalui kolaborasi dan dukungan, diharapkan pelayanan kesehatan di Sandaran dapat terus ditingkatkan, memberikan harapan baru bagi masyarakat yang membutuhkan.(adv/05)

Exit mobile version