kaltimcyber.com. Siang Geah : Pentingnya Menjaga Kelestarian Hutan Wehea – Keberadaan Hutan Lindung Wehea memberikan banyak keuntungan bagi Kabupaten Kutai Timur (Kutim) selain sebagai salah satu paru-paru dan aset penting dalam konservasi biodiversitas dunia, keberadaan hutan lindung seluas 38.000 hektar ini juga menjadi penting, mengingat merupakan kawasan ekosistem esensial hewan asli Kalimantan yakni Orangutan.
“Hutan lindung Wehea juga bisa menjadi role model pengelolaan hutan yang terbukti bisa berdampingan dengan baik dengan kegiatan sosial masyarakat maupun perusahaan yang ada di sekitar kawasan tersebut,” ujar Anggota DPRD Kutim Siang Geah.
Selain itu, keberadaan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang pembangunannya mengusung konsep Forest City, dimana direncanakan 75 persen IKN akan menjadi kawasan hijau, termasuk 65% area tersebut tetap sebagai hutan tropis yang memungkinkan manusia bisa hidup berdampingan dengan alam.
“Nah kalau mau belajar bagaimana pengelolaanya, mereka bisa langsung belajar di Wehea, dan saya yakini itu bisa menjadi salah satu langkah yang luar biasa, ini bisa menjadi keuntungan bagi kita di Kutim,” ungkap Politisi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) ini.
Anggota Komisi A Bidang pemerintahan DPRD yang juga dikenal sebagai aktivis lingkungan ini juga berharap pemerintah daerah terus dapat berupaya mempertahankan kawasan hutan yang belum terjamah oleh aktifitas masyarakat agar bisa terus di jaga kelestariannya. Menurutnya, Keberadaan hutan akan membawa dampak yang positif baik bagi manusia atau pun lingkungan dan makhluk hidup lainnya.
Hutan lindung bertujuan untuk menjaga ekosistem berupa kesuburan tanah, cadangan air dan fungsi-fungsi ekologis lainnya. Sedangkan hutan konservasi memiliki fungsi untuk menjaga dan melindungi keanekaragaman hayati (flora dan fauna) di dalamnya.
Untuk diketahui hutan Wehea adalah sebuah kawasan hutan hujan seluas 38.000 hektare yang terletak di Kabupaten Kutim, Kalimantan Timur, Indonesia. Wehea dinyatakan sebagai ‘hutan lindung’ pada tahun 2004 oleh Dayak Wehea. Proyek ini menerima Penghargaan Kalpataru pada tahun 2009, penghargaan tertinggi lingkungan hidup Indonesia. Wehea saat ini adalah hutan yang dikelola bersama antara Dayak Wehea lokal dan Wehea Management Body.
Hutan lindung Wehea adalah rumah bagi aneka ragam flora dan fauna, terletak di Desa Nehas Liah Bing yang merupakan kampung halaman masyarakat Dayak Wehea.
Siang Geah : Pentingnya Menjaga Kelestarian Hutan Wehea
Hutan Wehea berada mulai dari ketinggian 250 m di timur sampai 1750 m di barat, dengan tipe hutan mulai dari dataran rendah dipterocarpaceae hingga hutan pegunungan. Curah hujan umum sebesar 3000 mm per tahun dengan musim kering dari bulan Juni sampai September dan musim hujan dari bulan November sampai Februari. Suhu rata-rata berkisar 24-35 derajat Celcius. Hutan Wehea adalah DAS untuk Sungai Wehea di Kabupaten Kutai Timur dan Sungai Long Gi di Kabupaten Berau.