Kaltimcyber.com. Danau Salan Bekas galian Tambang Kini Menjadi Objek Wisata – Di tengah luasnya perkebunan kelapa sawit yang menjadi ciri khas Kecamatan Muara Wahau, potensi wisata baru mulai bermunculan, menyajikan keindahan alam yang sebelumnya tersembunyi.
Salah satu destinasi yang tengah dikembangkan adalah Danau Senal di Desa Nehes Liah Bing, yang kini menjadi sorotan utama sebagai objek wisata alam yang menawarkan pesona tersendiri.
Anggota DPRD Kutai Timur, Kajan Lahang, melihat potensi besar ini dan mengusulkan agar Pemerintah Daerah mengembangkan lebih lanjut sektor pariwisata di wilayah Dapil IV, yang mencakup Kecamatan Telen, Kombeng, dan Muara Wahau. Menurutnya, kawasan ini memiliki banyak potensi yang bisa digali, terutama di bidang pariwisata alam yang mampu mendongkrak perekonomian lokal.
Danau Senal, yang dulunya merupakan bekas galian tambang golongan C (batu gunung), kini telah bertransformasi menjadi danau seluas 300 meter persegi dengan luas total area mencapai 5 hektare.
Setelah lama terbengkalai, danau ini kini dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai tempat wisata yang menawarkan berbagai daya tarik. Pengembangan ini dilakukan secara mandiri oleh warga Desa Nehes Liah Bing, yang berusaha menjadikan Danau Senal sebagai destinasi wisata unggulan di wilayahnya.
Berbagai fasilitas mulai dibangun di sekitar danau, seperti gazebo, gapura, spot foto, area memancing, dan tempat berkemah. Selain itu, kawasan sekitar danau juga dihijaukan dengan penanaman pohon karet, jambu kristal, bunga, dan tanaman lainnya, menciptakan suasana yang indah dan asri. Inisiatif ini tidak hanya mempercantik lingkungan, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi warga sekitar.
“Setelah lama tidak beroperasi, akhirnya danau ini dimanfaatkan untuk tempat wisata,” ungkap seorang warga setempat yang terlibat dalam pengelolaan Danau Senal.
Pemanfaatan ini tidak hanya bertujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan, tetapi juga untuk memanfaatkan lahan yang sebelumnya tidak terpakai. Hasilnya, tempat ini menjadi sumber pendapatan baru bagi masyarakat, membuka lapangan kerja, dan menjadi lokasi bersantai yang menarik bagi warga.
Tak hanya fokus pada keindahan alam, pengelola Danau Senal juga memperlihatkan kreativitas mereka dengan memanfaatkan limbah organik dan anorganik sebagai elemen dekoratif. Barang-barang bekas seperti botol plastik dan kantung plastik yang biasanya dianggap sampah, diubah menjadi kerajinan tangan yang menarik, seperti pot bunga, gelas, sofa, dan bahkan dermaga apung yang saat ini masih dalam tahap pengumpulan bahan.
Kreativitas ini tidak hanya menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan, tetapi juga menambah daya tarik wisata bagi pengunjung.
Melalui pendekatan kreatif ini, Danau Senal tidak hanya menawarkan pemandangan alam yang indah, tetapi juga pengalaman edukatif bagi pengunjung mengenai pentingnya pelestarian lingkungan.
Pengelola berharap, strategi ini dapat dijalankan secara berkelanjutan, dengan terus mengembangkan daya tarik wisata yang mengedepankan keindahan, kebersihan, keamanan, kenyamanan, dan tentunya, kenangan indah bagi setiap pengunjung.
Kajan Lahang berharap bahwa pengembangan wisata di wilayah Dapil IV, termasuk Danau Senal, dapat terus didorong oleh Pemerintah Daerah. Dengan potensi alam yang begitu besar, kawasan ini bisa menjadi destinasi wisata unggulan yang tidak hanya menarik wisatawan lokal tetapi juga dari luar daerah. Selain itu, pengembangan ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat melalui peningkatan ekonomi dan terbukanya lapangan kerja baru.
Danau Senal kini menjadi bukti bahwa dengan kreativitas dan kerja sama, potensi yang tersembunyi dapat menjadi permata baru yang bersinar, membawa manfaat bagi semua. Sebagai paket wisata lengkap, Danau Senal menawarkan tidak hanya keindahan alam, tetapi juga hasil agrowisata yang memanjakan pengunjung, menjadikannya destinasi yang wajib dikunjungi di Kutai Timur. (adv/dprd/wa)