Sanga Belida 2025, Ajang Inovasi Daerah untuk Meningkatkan Indeks Inovasi Kutai Timur

Sanga Belida 2025, Ajang Inovasi Daerah untuk Meningkatkan Indeks Inovasi Kutai Timur – Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Kutai Timur kembali menggelar Sanga Belida (Sangatta Berlomba Inovasi Daerah) Tahun 2025. Kegiatan tahunan ini bertujuan untuk menjaring dan mengapresiasi gagasan inovatif dari perangkat daerah, kecamatan, serta masyarakat umum. Sanga Belida telah menjadi sarana penting bagi Brida dalam mengakomodir dan mendaftarkan berbagai inovasi daerah ke Kementerian Dalam Negeri dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Edi Supriyanto, Analis Pemanfaatan IPTEK di Brida Kutim, mewakili Kepala Brida Juliansyah, menjelaskan bahwa lomba ini diadakan sebagai respons terhadap rendahnya indeks inovasi daerah Kutim pada beberapa tahun lalu. “Dengan adanya lomba ini, kami berharap muncul lebih banyak ide dan praktik baru dari berbagai sektor yang mampu meningkatkan nilai indeks inovasi Kutim di tingkat nasional,” ujarnya saat ditemui awak media. Rabu, (12/11/2025).

Pendaftaran lomba tahun ini ditutup pada 6 November, dengan total lima peserta yang terdiri dari dua peserta asal kecamatan dan tiga dari perangkat daerah. Brida Kutim juga menggandeng sejumlah perguruan tinggi, seperti Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nusantara (STIENUS) Sangatta, Sekolah Tinggi Pertanian Kutai Timur (STIPER Kutim), dan SMKN 2 Kutim sebagai tim juri.

Tema lomba tahun ini difokuskan pada inovasi pelayanan publik, yang memiliki dampak langsung terhadap masyarakat. Bagus Rai Wibowo, peneliti Brida, menjelaskan bahwa inovasi yang dikembangkan peserta terbagi ke dalam tiga jenis: inovasi tata kelola, inovasi pelayanan publik, dan inovasi penerapan teknologi. “Kami berharap ketiga jenis inovasi ini dapat mendorong efektivitas birokrasi dan meningkatkan kualitas layanan pemerintah kepada masyarakat,” terangnya.

Dua tahun lalu, Kutim masih berada dalam kategori “kurang inovatif” berdasarkan penilaian Kementerian Dalam Negeri. Namun, berkat kerja keras tim Brida dan para penjaring inovasi, posisi Kutim berhasil naik menjadi “kabupaten inovatif” dengan nilai 48,88. Bagus optimis bahwa dengan kerja sama dan konsistensi dalam mengembangkan inovasi, Kutim dapat mencapai kategori “sangat inovatif” dengan skor minimal 65,00.

“Meski menghadapi keterbatasan anggaran, kami tetap optimis untuk mempertahankan dan meningkatkan capaian inovasi daerah. Semangat berinovasi adalah kunci bagi kemajuan dan kemandirian daerah,” tambahnya.

Melalui penyelenggaraan Sanga Belida, Brida berharap tercipta budaya inovasi di seluruh lini pemerintahan dan masyarakat. Kegiatan ini tidak hanya mendorong peningkatan kualitas pelayanan publik dan efisiensi program pembangunan, tetapi juga memperkuat posisi Kutim sebagai daerah yang tangguh, mandiri, dan berdaya saing.

Dengan semangat inovasi yang terus berkobar, Kutai Timur bersiap untuk menyongsong masa depan yang lebih cerah, di mana ide-ide kreatif dan praktik terbaik dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat dan pembangunan daerah. (adv/05)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *