MUARA WAHAU – Wakil Bupati Kasmidi Bulang yang juga pemerhati Lom Plai menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada semua pihak sehingga pesta adat dan budaya Lom Plai berlangsung sukses, baik dari segi penyelenggaraan maupun dampak ekonomi yang dihasilkan.
“Dengan hadirnya perwakilan dari Kemenparekraf RI di Lom Plai menunjukkan bahwa, ada adat istiadat atau budaya yang sudah ratusan tahun dan masih dipelihara kelestariannya. Kita sebagai bagian warga Kutim patut berbangga mampu menjaga dan merawat nilai nilai kearifan lokal hingga saat ini. Lom Plai adalah kekayaan yang harus dijaga kelestariannya,”ungkap Kasmidi.
Dalam disertasinya tentang Hudoq. Kasmidi menjelaskan bahwa Lom Plai adalah sebuah ritual sakral sebagai media ungkapan rasa syukur terima kasih atas pemeliharaan Yang Maha Kuasa khusus bagi warga Dayak Wehea atas panen padi dan penyertaan dalam kehidupan. “Tradisi ini sudah turun temurun dan kita patut menjaganya agar tetap lestari sampai ke generasi kita selanjutnya. Kita harus bangga memiliki kebudayaan seperti ini,” kata Kasmidi saat ditemui usai kegiatan Lom Plai.
Lebih lanjut Kasmidi menyarankan agar penyelenggaraan event budaya seperti ini harus dipersiapkan secara profesional agar mampu memikat hati wisatawan untuk berkunjung dan menyaksikan Lom Plai.
“Bagaimana seluruh komponen masyarakat bersinergi menata event ini dengan baik agar mampu memikat rakyat, mulai dari pemerintah daerah, swasta, masyarakat hingga pelaku industri pariwisata. Tanpa komitmen yang kuat, sektor pariwisata yang potensial ini sulit memberikan kontribusi yang optimal, “jelasnya.
Kasmidi juga memberikan masukan atau evaluasi terhadap pelaksanaan Lom Plai kali ini. Diantaranya managemen waktu, terkait dengan durasi beberapa ritual yang dilaksanakan selama kegiatan berlangsung. Kedua adalah media promosi sehingga pesta adat budaya ini bisa lebih diketahui masyarakat luas.
Lom Plai,Pesta Adat Pemikat Rakyat
Kasmidi Bulang: Harus Digarap Secara Profesional
“Selain infrastruktur, atau akses ke lokasi kegiatan, juga akomodasi perlu dipersiapkan dengan matang. Bagaimana memanfaatkan rumah masyarakat di Desa Nehas Liah Bing dan sekitarnya menjadi “homestay” yang representatif bagi para wisatawan..Terutama air bersih. Kemudian manajemen waktu yang tepat. Ini terkait dengan roundown acara serta promosi melalui media.
Sementara itu, Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kutim, Nurullah mengatakan bahwa,apa yang kita nikmati sekarang ini merupakan bagian dari upaya pelestarian adat dan budaya. Diharapkan Lom Plai membawa dampak yang signifikan bagi pengembangan pariwisata di Kutim. Lom Plai juga sudah masuk kalender dalam Karisma Event Nasional (KEN) garapan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI bersama dengan 116 festival budaya se Indonesia pada 2023.
“Komitmen semua pihak, akademisi, pemerintah, masyarakat dan komunitas pemerhati adat dan budaya sangat diperlukan,agar potensi wisata yang dimiliki mampu lestari dan menjadi kebanggaan nasional, ” harapanya.
Pesta adat dan budaya Lom Plai ini turut dihadiri Bupati Ardiansyah Sulaiman, Ketua DPRD Kutim, Joni, Deputi Bidang Produksi dan Kegiatan Event Penyelenggaraan Kemenparekraf RI wilayah Kalimantan, Arum Damarintyas,serta beberapa pimpinan SKPD di lingkungan Pemkab Kutim.
Pesta adat dan budaya Lom Plai di Desa Nehas Liah Bing, Kecamatan Muara Wahau, Kutim ini digelar sejak awal Maret lalu dan puncaknya adalah Embob Jengeah pada Selasa (2/5/2023) sebagai ungkapan rasa syukur dan sukcita atas panen padi yang baik tahun ini. Kegiatan ini rutin digelar setiap tahun sebagai penghormatan kepada dewi padi yang telah berkorban bagi masyarakat Dayak Wehea. *(RB03 & Alvian)